Sejarah Khulafaur Rasyidin [5]: Kisah Setelah Abu Bakar Masuk Islam
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam diutus, dan Abu
Bakar Radhiyallahu Anhu adalah sahabat dekatnya. Ketika Nabi diutus, para tokoh
Quraisy mendatangi Abu Bakar dan berkata:
يَا أَبَا بَكْرٍ، إِنَّ صَاحِبَكَ ... قَالَ: وَمَا
شَأْنُهُ؟ قَالُوا: هُوَ ذَاكَ فِي المَسْجِدِ يَدْعُو إِلَى عِبَادَةِ إِلَهٍ
وَاحِدٍ، وَيَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ
"Wahai Abu Bakar, sahabatmu itu..." Abu Bakar bertanya: "Ada apa dengannya?" Mereka menjawab: "Dia sekarang berada di masjid, menyeru untuk menyembah Tuhan yang Esa, dan mengaku sebagai seorang Nabi!"
Maka Abu Bakar segera menuju ke rumah Nabi dan mengetuk pintu. Ketika Nabi keluar, Abu Bakar bertanya:
يَا أَبَا القَاسِمِ! مَا الَّذِي بَلَغَنِي عَنْكَ؟
"Wahai Abu Al-Qasim! Apa yang aku dengar tentangmu?" Rasulullah menjawab:
وَمَا بَلَغَكَ عَنِّي يَا أَبَا بَكْرٍ؟
"Apa yang kau dengar tentangku, wahai Abu Bakar?" Abu Bakar menjawab:
بَلَغَنِي أَنَّكَ تَدْعُو إِلَى تَوْحِيدِ اللهِ، وَزَعَمْتَ أَنَّكَ رَسُولُ اللهِ
"Aku mendengar bahwa engkau menyeru untuk menyembah Allah yang Maha Esa, dan mengaku sebagai utusan-Nya." Nabi menjawab:
يَا أَبَا بَكْرٍ، إِنَّ رَبِّي جَعَلَنِي بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَجَعَلَنِي فِي دَعْوَةِ إِبْرَاهِيمَ، وَأَرْسَلَنِي إِلَى النَّاسِ جَمِيعًا
"Wahai Abu Bakar, Tuhanku telah menjadikanku sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan menempatkanku dalam doa Nabi Ibrahim, serta mengutusku kepada seluruh umat manusia."
Abu Bakar Radhiyallahu Anhu berkata:
وَاللهِ مَا جَرَّبْتُ عَلَيْكَ كَذِبًا، وَإِنَّكَ لَخَلِيقٌ بِالرِّسَالَةِ لِعِظَمِ أَمَانَتِكَ، وَصِلَتِكَ لِلرَّحِمِ، وَحُسْنِ فِعَالِكَ، مُدَّ يَدَكَ فَإِنِّي مُبَايِعُكَ
"Demi Allah, aku tidak pernah mendapati engkau berdusta. Sesungguhnya engkau layak menjadi utusan Allah karena keagungan amanahmu, hubungan silaturahimmu, dan perbuatan baikmu. Ulurkan tanganmu, aku akan berbaiat kepadamu."
Diriwayatkan bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu Anhu berkata kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam:
يَا مُحَمَّدُ مَا الدَّلِيلُ عَلَى مَا تَدَّعِي؟
"Wahai Muhammad, apa buktinya atas apa yang engkau klaim?" Nabi menjawab:
الرُّؤْيَا الَّتِي رَأَيْتُ فِي الشَّامِ
"Mimpi yang aku lihat di Syam." Mendengar hal itu, Abu Bakar memeluk Nabi dan mencium kedua matanya seraya berkata:
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّكَ رَسُولُ اللهِ
"Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah."
Abu Nu'aim dan Ibnu Asakir meriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
مَا حَكَمْتُ فِي الإِسْلَامِ أَحَدًا إِلَّا أَبَا بَكْرٍ، وَمَا أَرْجَعَنِي الكَلَامُ إِلَّا ابْنَ أَبِي قُحَافَةَ، فَإِنِّي لَمْ أُكَلِّمْهُ فِي شَيْءٍ إِلَّا قَبِلَهُ وَاسْتَقَامَ عَلَيْهِ
"Aku tidak pernah meminta siapa pun untuk masuk Islam kecuali Abu Bakar, dan tidak ada yang menolak ucapanku kecuali putra Abu Quhafah (Abu Bakar). Setiap kali aku berbicara kepadanya tentang sesuatu, dia menerimanya dan tetap berpegang teguh pada itu."
Abu Bakar Radhiyallahu Anhu selalu menemani Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam sejak dia masuk Islam hingga wafatnya Rasulullah. Dia tidak pernah meninggalkan Nabi, baik dalam perjalanan maupun di rumah, kecuali jika Rasulullah mengizinkannya, seperti untuk haji dan perang. Dia ikut dalam semua peristiwa penting bersama Nabi, berhijrah bersamanya, meninggalkan keluarganya demi Allah dan Rasul-Nya. Dia juga merupakan sahabat Rasulullah di dalam gua, sebagaimana Allah berfirman:
﴿ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا﴾
"Ketika mereka berdua berada di dalam gua, saat dia (Muhammad) berkata kepada sahabatnya, 'Jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.'" (At-Taubah: 40)
Abu Bakar Radhiyallahu Anhu berperan besar dalam membantu dan membela Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam di banyak kesempatan. Dia tetap teguh pada pertempuran Uhud ketika sebagian orang melarikan diri, dan juga pada hari Hunain.
Abu Bakar adalah salah satu orang yang paling pemberani. Dia berdiri kokoh seperti gunung dalam pertempuran, tidak pernah mundur selangkah pun dari sisi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Dia selalu melindungi Nabi dan menghalangi musuh dari beliau. Oleh karena itu, dia tidak memiliki reputasi sebagai pejuang di garis depan seperti beberapa sahabat lainnya, seperti Hamzah bin Abdul Muthalib, Ali bin Abi Thalib, Zubair bin Awwam, dan Abu Dujanah Radhiyallahu Anhum, yang dikenal karena banyaknya musuh yang mereka kalahkan atau tawan. Namun, Abu Bakar Radhiyallahu Anhu berbeda. Dia tetap berada di sisi Rasulullah, melindungi beliau dengan segala keberanian dan menerima serangan demi menjaga Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Abu Bakar Radhiyallahu Anhu dikenal sebagai orang yang sangat dermawan. Beliau menginfakkan hampir seluruh hartanya di jalan Allah dan Rasul-Nya. Mengenai hal ini, Allah menurunkan firman-Nya:
﴿وَسَيُجَنَّبُهَا الْأَتْقَى الَّذِي يُؤْتِي مَالَهُ يَتَزَكَّى﴾
"Dan akan dijauhkan darinya (neraka) orang yang paling bertakwa yang menginfakkan hartanya untuk membersihkan dirinya." (Al-Lail: 17-18)
Diriwayatkan oleh Ahmad dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
«مَا نَفَعَنِي مَالٌ قَطُّ مَا نَفَعَنِي مَالُ أَبِي بَكْرٍ»
"Tidak ada harta yang lebih bermanfaat bagiku dibandingkan harta Abu Bakar." Abu Bakar menangis dan berkata, "Bukankah aku dan hartaku hanyalah milikmu, ya Rasulullah?" Ketika Abu Bakar memeluk Islam, hartanya berjumlah empat puluh ribu dinar, dan beliau menghabiskan semuanya untuk Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Pada saat hijrah, hanya tersisa lima ribu dinar.
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-Tirmidzi dari Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu, yang berkata:
"Suatu ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memerintahkan kami untuk bersedekah, dan saat itu aku memiliki banyak harta. Aku berkata pada diriku, 'Hari ini aku akan mengungguli Abu Bakar—jika pernah ada hari di mana aku bisa mengunggulinya.' Maka aku datang dengan separuh dari hartaku. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bertanya, 'Apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?' Aku menjawab, 'Sebagian lainnya.' Lalu datanglah Abu Bakar dengan seluruh hartanya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bertanya, 'Wahai Abu Bakar, apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?' Abu Bakar menjawab, 'Aku meninggalkan Allah dan Rasul-Nya untuk mereka.' Maka aku berkata pada diriku, 'Aku tidak akan pernah bisa mengungguli Abu Bakar dalam hal apa pun.'"
Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
«مَا لأَحَدٍ عِنْدَنَا يَدٌ إِلَّا كَافَأْنَاهُ إِلَّا أَبَا بَكْرٍ، فَإِنَّ لَهُ عِنْدَنَا يَدًا يُكَافِئُهُ اللهُ بِهَا يَوْمَ القِيَامَةِ، وَمَا نَفَعَنِي مَالُ أَحَدٍ قَطُّ مَا نَفَعَنِي مَالُ أَبِي بَكْرٍ»
"Tidak ada seseorang pun yang memiliki kebaikan atas kami kecuali kami telah membalasnya, kecuali Abu Bakar. Dia memiliki kebaikan yang akan dibalas oleh Allah pada hari kiamat. Tidak ada harta yang lebih bermanfaat bagiku dibandingkan harta Abu Bakar."
Beberapa sahabat utama memeluk Islam berkat dakwah Abu Bakar Radhiyallahu Anhu, di antaranya Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah. Mereka adalah orang-orang pertama yang memeluk Islam. Kemudian, menyusul sahabat lainnya seperti Utsman bin Mazh'un, Abu Ubaidah bin Jarrah, Al-Arqam bin Abi Al-Arqam, dan Abu Salamah Abdullah bin Abdul Asad Al-Makhzumi.
Abu Bakar membangun sebuah masjid di halaman rumahnya, tempat beliau biasa shalat dan membaca Al-Qur'an. Orang-orang pun berkumpul untuk mendengarkan bacaan dan shalatnya, serta menyaksikan tangisannya saat berdoa. Hal ini menjadi sebab banyak orang yang memeluk Islam.
Abu Bakar Radhiyallahu Anhu memiliki kebiasaan mulia, yaitu jika beliau melihat seorang budak yang sedang disiksa, beliau membelinya dari tuannya dan membebaskannya untuk mencari ridha Allah. Beliau pernah membeli budak bernama 'Amir bin Fuhairah dari tuannya, Ath-Thufail bin Abdullah bin Al-Harith, lalu membebaskannya. Ath-Thufail adalah anak dari istri Abu Bakar, yaitu Ummu Ruman, sehingga dia adalah saudara seibu dari Aisyah Radhiyallahu Anha. 'Amir bin Fuhairah termasuk orang-orang yang pertama masuk Islam. Dia pernah disiksa di jalan Allah, ikut serta dalam perang Badar dan Uhud, serta gugur pada hari peristiwa Bi'ru Ma'unah.
Abu Bakar juga membeli Bilal bin Rabah Radhiyallahu Anhu, yang sebelumnya merupakan budak milik Umayyah bin Khalaf Al-Jumahi. Umayyah sering menyiksa Bilal dengan sangat kejam. Abu Bakar membelinya dengan harga lima uqiyah emas. Setelah membeli Bilal, Umayyah berkata kepada Abu Bakar:
لَوْ أَبَيْتَ إِلَّا أُوقِيَّةً لَبِعْنَاكَ
"Jika kamu menawar dengan satu uqiyah, kami tetap akan menjualnya."
Abu Bakar menjawab:
لَوْ أَبَيْتُمْ إِلَّا مِائَةَ أُوقِيَّةٍ لَأَخَذْتُهُ
"Seandainya kalian meminta seratus uqiyah, aku tetap akan membelinya."
Bilal Radhiyallahu Anhu adalah seorang yang sangat teguh dalam Islam. Dia menjadi muadzin Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, ikut serta dalam perang Badar dan semua peristiwa penting lainnya. Bilal wafat di Damaskus pada tahun 20 Hijriah Radhiyallahu Anhu, sementara Umayyah bin Khalaf terus berada dalam kekafiran dan tewas di perang Badar dalam keadaan kafir.
Abu Bakar juga membeli budak perempuan bernama Zunairah, yang merupakan budak milik Umar bin Khattab sebelum beliau masuk Islam. Zunairah disiksa dan dipukul oleh Umar karena keislamannya, sampai ia kehilangan penglihatannya. Orang-orang Quraisy berkata,
مَا أَذْهَبَ بَصَرَهَا إِلَّا اللَّاتُ وَالْعُزَّى
"Yang membuatnya buta adalah Latta dan Uzza."
Zunairah menjawab,
وَاللهِ مَا هُمَا يَعْلَمَانِ مَنْ يَعْبُدُهُمَا، وَرَبِّي قَادِرٌ عَلَى أَنْ يَرُدَّ عَلَيَّ بَصَرِي
"Demi Allah, Latta dan Uzza tidak tahu siapa yang menyembah mereka. Rabb-ku mampu mengembalikan penglihatanku."
Pada malam itu, Allah mengembalikan penglihatan Zunairah. Orang-orang Quraisy kemudian berkata,
إِنَّ هَذَا مِنْ سِحْرِ مُحَمَّدٍ
"Ini adalah sihir Muhammad."
Abu Bakar pun membeli Zunairah dan memerdekakannya. Orang-orang Quraisy berkata,
لَوْ كَانَ خَيْرًا مَا سَبَقَتْنَا إِلَيْهِ زُنَّيْرَةُ
"Jika agama ini baik, pastilah orang-orang seperti Zunairah tidak akan mendahului kami dalam memeluknya."
Maka turunlah firman Allah Ta'ala:
﴿وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلَّذِينَ آمَنُوا لَوْ كَانَ خَيْرًا مَّا سَبَقُونَا إِلَيْهِ﴾
"Dan orang-orang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman: 'Jika agama ini baik, tentulah mereka tidak akan mendahului kami dalam memeluknya.'" (Al-Ahqaf: 11)
Abu Bakar juga membeli seorang budak wanita dari Bani 'Adi, suku Umar bin Khattab, yang telah masuk Islam. Sebelum Umar masuk Islam, beliau sering menyiksa budak tersebut agar meninggalkan Islam. Namun, Abu Bakar membelinya dan memerdekakannya.
Selain itu, Abu Bakar juga membeli dan memerdekakan seorang budak wanita dari Bani Abdul Syams yang dikenal sebagai Ummu 'Ubaiss.
Mungkin Abu Bakar Radhiyallahu Anhu adalah orang yang paling banyak membela Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu berkata, "Tiga hari setelah wafatnya ayahku (Abu Thalib), Quraisy berkumpul untuk membunuh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, dan pada hari itu tidak ada yang membantunya kecuali Abu Bakar. Abu Bakar memiliki dua kepangan rambut pada hari itu. Dia mendekati mereka, berdebat dengan yang satu dan mencegah yang lain, sambil berkata:
«أَتَقْتُلُونَ رَجُلًا أَنْ يَقُولَ رَبِّيَ اللَّهُ وَقَدْ جَاءَكُمْ بِالْبَيِّنَاتِ مِنْ رَبِّكُمْ؟ وَاللهِ إِنَّهُ رَسُولُ اللهِ»
'Apakah kalian akan membunuh seseorang hanya karena dia berkata: Tuhanku adalah Allah, padahal dia telah datang kepada kalian dengan bukti-bukti yang nyata dari Tuhan kalian? Demi Allah, dia adalah utusan Allah.'"
Pada hari itu, salah satu dari kepangan rambut Abu Bakar putus karena usahanya yang keras untuk membela Rasulullah.
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Aisyah Radhiyallahu Anha, yang berkata:
«لَمْ أَعْقِلْ أَبَوَيَّ إِلَّا وَهُمَا يَدِينَانِ الدِّينَ، وَلَمْ يَمُرَّ عَلَيْنَا يَوْمٌ إِلَّا وَيَأْتِينَا فِيهِ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَرَفَيِ النَّهَارِ بُكْرَةً وَعَشِيًّا»
"Aku tidak pernah sadar akan diriku kecuali bahwa kedua orang tuaku memeluk agama ini (Islam), dan setiap hari, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam datang ke rumah kami di pagi dan sore hari."
"Wahai Abu Bakar, sahabatmu itu..." Abu Bakar bertanya: "Ada apa dengannya?" Mereka menjawab: "Dia sekarang berada di masjid, menyeru untuk menyembah Tuhan yang Esa, dan mengaku sebagai seorang Nabi!"
Maka Abu Bakar segera menuju ke rumah Nabi dan mengetuk pintu. Ketika Nabi keluar, Abu Bakar bertanya:
يَا أَبَا القَاسِمِ! مَا الَّذِي بَلَغَنِي عَنْكَ؟
"Wahai Abu Al-Qasim! Apa yang aku dengar tentangmu?" Rasulullah menjawab:
وَمَا بَلَغَكَ عَنِّي يَا أَبَا بَكْرٍ؟
"Apa yang kau dengar tentangku, wahai Abu Bakar?" Abu Bakar menjawab:
بَلَغَنِي أَنَّكَ تَدْعُو إِلَى تَوْحِيدِ اللهِ، وَزَعَمْتَ أَنَّكَ رَسُولُ اللهِ
"Aku mendengar bahwa engkau menyeru untuk menyembah Allah yang Maha Esa, dan mengaku sebagai utusan-Nya." Nabi menjawab:
يَا أَبَا بَكْرٍ، إِنَّ رَبِّي جَعَلَنِي بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَجَعَلَنِي فِي دَعْوَةِ إِبْرَاهِيمَ، وَأَرْسَلَنِي إِلَى النَّاسِ جَمِيعًا
"Wahai Abu Bakar, Tuhanku telah menjadikanku sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan menempatkanku dalam doa Nabi Ibrahim, serta mengutusku kepada seluruh umat manusia."
Abu Bakar Radhiyallahu Anhu berkata:
وَاللهِ مَا جَرَّبْتُ عَلَيْكَ كَذِبًا، وَإِنَّكَ لَخَلِيقٌ بِالرِّسَالَةِ لِعِظَمِ أَمَانَتِكَ، وَصِلَتِكَ لِلرَّحِمِ، وَحُسْنِ فِعَالِكَ، مُدَّ يَدَكَ فَإِنِّي مُبَايِعُكَ
"Demi Allah, aku tidak pernah mendapati engkau berdusta. Sesungguhnya engkau layak menjadi utusan Allah karena keagungan amanahmu, hubungan silaturahimmu, dan perbuatan baikmu. Ulurkan tanganmu, aku akan berbaiat kepadamu."
Diriwayatkan bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu Anhu berkata kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam:
يَا مُحَمَّدُ مَا الدَّلِيلُ عَلَى مَا تَدَّعِي؟
"Wahai Muhammad, apa buktinya atas apa yang engkau klaim?" Nabi menjawab:
الرُّؤْيَا الَّتِي رَأَيْتُ فِي الشَّامِ
"Mimpi yang aku lihat di Syam." Mendengar hal itu, Abu Bakar memeluk Nabi dan mencium kedua matanya seraya berkata:
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّكَ رَسُولُ اللهِ
"Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah."
Abu Nu'aim dan Ibnu Asakir meriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
مَا حَكَمْتُ فِي الإِسْلَامِ أَحَدًا إِلَّا أَبَا بَكْرٍ، وَمَا أَرْجَعَنِي الكَلَامُ إِلَّا ابْنَ أَبِي قُحَافَةَ، فَإِنِّي لَمْ أُكَلِّمْهُ فِي شَيْءٍ إِلَّا قَبِلَهُ وَاسْتَقَامَ عَلَيْهِ
"Aku tidak pernah meminta siapa pun untuk masuk Islam kecuali Abu Bakar, dan tidak ada yang menolak ucapanku kecuali putra Abu Quhafah (Abu Bakar). Setiap kali aku berbicara kepadanya tentang sesuatu, dia menerimanya dan tetap berpegang teguh pada itu."
Abu Bakar Radhiyallahu Anhu selalu menemani Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam sejak dia masuk Islam hingga wafatnya Rasulullah. Dia tidak pernah meninggalkan Nabi, baik dalam perjalanan maupun di rumah, kecuali jika Rasulullah mengizinkannya, seperti untuk haji dan perang. Dia ikut dalam semua peristiwa penting bersama Nabi, berhijrah bersamanya, meninggalkan keluarganya demi Allah dan Rasul-Nya. Dia juga merupakan sahabat Rasulullah di dalam gua, sebagaimana Allah berfirman:
﴿ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا﴾
"Ketika mereka berdua berada di dalam gua, saat dia (Muhammad) berkata kepada sahabatnya, 'Jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.'" (At-Taubah: 40)
Abu Bakar Radhiyallahu Anhu berperan besar dalam membantu dan membela Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam di banyak kesempatan. Dia tetap teguh pada pertempuran Uhud ketika sebagian orang melarikan diri, dan juga pada hari Hunain.
Abu Bakar adalah salah satu orang yang paling pemberani. Dia berdiri kokoh seperti gunung dalam pertempuran, tidak pernah mundur selangkah pun dari sisi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Dia selalu melindungi Nabi dan menghalangi musuh dari beliau. Oleh karena itu, dia tidak memiliki reputasi sebagai pejuang di garis depan seperti beberapa sahabat lainnya, seperti Hamzah bin Abdul Muthalib, Ali bin Abi Thalib, Zubair bin Awwam, dan Abu Dujanah Radhiyallahu Anhum, yang dikenal karena banyaknya musuh yang mereka kalahkan atau tawan. Namun, Abu Bakar Radhiyallahu Anhu berbeda. Dia tetap berada di sisi Rasulullah, melindungi beliau dengan segala keberanian dan menerima serangan demi menjaga Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Abu Bakar Radhiyallahu Anhu dikenal sebagai orang yang sangat dermawan. Beliau menginfakkan hampir seluruh hartanya di jalan Allah dan Rasul-Nya. Mengenai hal ini, Allah menurunkan firman-Nya:
﴿وَسَيُجَنَّبُهَا الْأَتْقَى الَّذِي يُؤْتِي مَالَهُ يَتَزَكَّى﴾
"Dan akan dijauhkan darinya (neraka) orang yang paling bertakwa yang menginfakkan hartanya untuk membersihkan dirinya." (Al-Lail: 17-18)
Diriwayatkan oleh Ahmad dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
«مَا نَفَعَنِي مَالٌ قَطُّ مَا نَفَعَنِي مَالُ أَبِي بَكْرٍ»
"Tidak ada harta yang lebih bermanfaat bagiku dibandingkan harta Abu Bakar." Abu Bakar menangis dan berkata, "Bukankah aku dan hartaku hanyalah milikmu, ya Rasulullah?" Ketika Abu Bakar memeluk Islam, hartanya berjumlah empat puluh ribu dinar, dan beliau menghabiskan semuanya untuk Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Pada saat hijrah, hanya tersisa lima ribu dinar.
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-Tirmidzi dari Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu, yang berkata:
"Suatu ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memerintahkan kami untuk bersedekah, dan saat itu aku memiliki banyak harta. Aku berkata pada diriku, 'Hari ini aku akan mengungguli Abu Bakar—jika pernah ada hari di mana aku bisa mengunggulinya.' Maka aku datang dengan separuh dari hartaku. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bertanya, 'Apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?' Aku menjawab, 'Sebagian lainnya.' Lalu datanglah Abu Bakar dengan seluruh hartanya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bertanya, 'Wahai Abu Bakar, apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?' Abu Bakar menjawab, 'Aku meninggalkan Allah dan Rasul-Nya untuk mereka.' Maka aku berkata pada diriku, 'Aku tidak akan pernah bisa mengungguli Abu Bakar dalam hal apa pun.'"
Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
«مَا لأَحَدٍ عِنْدَنَا يَدٌ إِلَّا كَافَأْنَاهُ إِلَّا أَبَا بَكْرٍ، فَإِنَّ لَهُ عِنْدَنَا يَدًا يُكَافِئُهُ اللهُ بِهَا يَوْمَ القِيَامَةِ، وَمَا نَفَعَنِي مَالُ أَحَدٍ قَطُّ مَا نَفَعَنِي مَالُ أَبِي بَكْرٍ»
"Tidak ada seseorang pun yang memiliki kebaikan atas kami kecuali kami telah membalasnya, kecuali Abu Bakar. Dia memiliki kebaikan yang akan dibalas oleh Allah pada hari kiamat. Tidak ada harta yang lebih bermanfaat bagiku dibandingkan harta Abu Bakar."
Beberapa sahabat utama memeluk Islam berkat dakwah Abu Bakar Radhiyallahu Anhu, di antaranya Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah. Mereka adalah orang-orang pertama yang memeluk Islam. Kemudian, menyusul sahabat lainnya seperti Utsman bin Mazh'un, Abu Ubaidah bin Jarrah, Al-Arqam bin Abi Al-Arqam, dan Abu Salamah Abdullah bin Abdul Asad Al-Makhzumi.
Abu Bakar membangun sebuah masjid di halaman rumahnya, tempat beliau biasa shalat dan membaca Al-Qur'an. Orang-orang pun berkumpul untuk mendengarkan bacaan dan shalatnya, serta menyaksikan tangisannya saat berdoa. Hal ini menjadi sebab banyak orang yang memeluk Islam.
Abu Bakar Radhiyallahu Anhu memiliki kebiasaan mulia, yaitu jika beliau melihat seorang budak yang sedang disiksa, beliau membelinya dari tuannya dan membebaskannya untuk mencari ridha Allah. Beliau pernah membeli budak bernama 'Amir bin Fuhairah dari tuannya, Ath-Thufail bin Abdullah bin Al-Harith, lalu membebaskannya. Ath-Thufail adalah anak dari istri Abu Bakar, yaitu Ummu Ruman, sehingga dia adalah saudara seibu dari Aisyah Radhiyallahu Anha. 'Amir bin Fuhairah termasuk orang-orang yang pertama masuk Islam. Dia pernah disiksa di jalan Allah, ikut serta dalam perang Badar dan Uhud, serta gugur pada hari peristiwa Bi'ru Ma'unah.
Abu Bakar juga membeli Bilal bin Rabah Radhiyallahu Anhu, yang sebelumnya merupakan budak milik Umayyah bin Khalaf Al-Jumahi. Umayyah sering menyiksa Bilal dengan sangat kejam. Abu Bakar membelinya dengan harga lima uqiyah emas. Setelah membeli Bilal, Umayyah berkata kepada Abu Bakar:
لَوْ أَبَيْتَ إِلَّا أُوقِيَّةً لَبِعْنَاكَ
"Jika kamu menawar dengan satu uqiyah, kami tetap akan menjualnya."
Abu Bakar menjawab:
لَوْ أَبَيْتُمْ إِلَّا مِائَةَ أُوقِيَّةٍ لَأَخَذْتُهُ
"Seandainya kalian meminta seratus uqiyah, aku tetap akan membelinya."
Bilal Radhiyallahu Anhu adalah seorang yang sangat teguh dalam Islam. Dia menjadi muadzin Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, ikut serta dalam perang Badar dan semua peristiwa penting lainnya. Bilal wafat di Damaskus pada tahun 20 Hijriah Radhiyallahu Anhu, sementara Umayyah bin Khalaf terus berada dalam kekafiran dan tewas di perang Badar dalam keadaan kafir.
Abu Bakar juga membeli budak perempuan bernama Zunairah, yang merupakan budak milik Umar bin Khattab sebelum beliau masuk Islam. Zunairah disiksa dan dipukul oleh Umar karena keislamannya, sampai ia kehilangan penglihatannya. Orang-orang Quraisy berkata,
مَا أَذْهَبَ بَصَرَهَا إِلَّا اللَّاتُ وَالْعُزَّى
"Yang membuatnya buta adalah Latta dan Uzza."
Zunairah menjawab,
وَاللهِ مَا هُمَا يَعْلَمَانِ مَنْ يَعْبُدُهُمَا، وَرَبِّي قَادِرٌ عَلَى أَنْ يَرُدَّ عَلَيَّ بَصَرِي
"Demi Allah, Latta dan Uzza tidak tahu siapa yang menyembah mereka. Rabb-ku mampu mengembalikan penglihatanku."
Pada malam itu, Allah mengembalikan penglihatan Zunairah. Orang-orang Quraisy kemudian berkata,
إِنَّ هَذَا مِنْ سِحْرِ مُحَمَّدٍ
"Ini adalah sihir Muhammad."
Abu Bakar pun membeli Zunairah dan memerdekakannya. Orang-orang Quraisy berkata,
لَوْ كَانَ خَيْرًا مَا سَبَقَتْنَا إِلَيْهِ زُنَّيْرَةُ
"Jika agama ini baik, pastilah orang-orang seperti Zunairah tidak akan mendahului kami dalam memeluknya."
Maka turunlah firman Allah Ta'ala:
﴿وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلَّذِينَ آمَنُوا لَوْ كَانَ خَيْرًا مَّا سَبَقُونَا إِلَيْهِ﴾
"Dan orang-orang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman: 'Jika agama ini baik, tentulah mereka tidak akan mendahului kami dalam memeluknya.'" (Al-Ahqaf: 11)
Abu Bakar juga membeli seorang budak wanita dari Bani 'Adi, suku Umar bin Khattab, yang telah masuk Islam. Sebelum Umar masuk Islam, beliau sering menyiksa budak tersebut agar meninggalkan Islam. Namun, Abu Bakar membelinya dan memerdekakannya.
Selain itu, Abu Bakar juga membeli dan memerdekakan seorang budak wanita dari Bani Abdul Syams yang dikenal sebagai Ummu 'Ubaiss.
Mungkin Abu Bakar Radhiyallahu Anhu adalah orang yang paling banyak membela Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu berkata, "Tiga hari setelah wafatnya ayahku (Abu Thalib), Quraisy berkumpul untuk membunuh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, dan pada hari itu tidak ada yang membantunya kecuali Abu Bakar. Abu Bakar memiliki dua kepangan rambut pada hari itu. Dia mendekati mereka, berdebat dengan yang satu dan mencegah yang lain, sambil berkata:
«أَتَقْتُلُونَ رَجُلًا أَنْ يَقُولَ رَبِّيَ اللَّهُ وَقَدْ جَاءَكُمْ بِالْبَيِّنَاتِ مِنْ رَبِّكُمْ؟ وَاللهِ إِنَّهُ رَسُولُ اللهِ»
'Apakah kalian akan membunuh seseorang hanya karena dia berkata: Tuhanku adalah Allah, padahal dia telah datang kepada kalian dengan bukti-bukti yang nyata dari Tuhan kalian? Demi Allah, dia adalah utusan Allah.'"
Pada hari itu, salah satu dari kepangan rambut Abu Bakar putus karena usahanya yang keras untuk membela Rasulullah.
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Aisyah Radhiyallahu Anha, yang berkata:
«لَمْ أَعْقِلْ أَبَوَيَّ إِلَّا وَهُمَا يَدِينَانِ الدِّينَ، وَلَمْ يَمُرَّ عَلَيْنَا يَوْمٌ إِلَّا وَيَأْتِينَا فِيهِ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَرَفَيِ النَّهَارِ بُكْرَةً وَعَشِيًّا»
"Aku tidak pernah sadar akan diriku kecuali bahwa kedua orang tuaku memeluk agama ini (Islam), dan setiap hari, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam datang ke rumah kami di pagi dan sore hari."
Bersambung…..
Tag: At-Tarikh Al-Islami.
Abdurrahman Al-Amiry
Selasa 24/09/24 di Ma’had Imam Al-Albani.
Abdurrahman Al-Amiry
Selasa 24/09/24 di Ma’had Imam Al-Albani.
0 komentar:
Posting Komentar