Abdurrahman Al-Amiry

Abdurrahman Al-Amiry

Abdurrahman Al-Amiry

Abdurrahman Al-Amiry

Abdurrahman Al-Amiry

Senin, 16 September 2024

Sejarah Khulafaur Rasyidin [3]: Kehidupan Abu Bakar Di Masa Jahiliyyah


Abu Bakar, yang nama lengkapnya adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amr bin Ka'b bin Sa'd bin Taim, dikenal dengan gelar "Al-'Atiq" dan nama kunyah "Abu Bakar." Beliau juga dikenal dengan julukan "Ash-Shiddiq." Ayahnya bernama Utsman, yang juga dikenal sebagai Abu Quhafah, dan ibunya adalah Ummul Khair Salma binti Shakhr, yang berasal dari Bani Taim, dan merupakan sepupu ayahnya. Bani Taim adalah salah satu dari dua belas cabang suku Quraisy, namun bukan termasuk cabang yang paling kuat atau terkenal seperti Bani Abdu Manaf atau Bani Makhzum.
 
Abu Bakar lahir pada tahun ke-51 sebelum hijrah, sehingga ia lebih muda sekitar dua tahun dan beberapa bulan dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
 
Sebelum masuk Islam, Abu Bakar menikah dengan dua wanita, yaitu Qutailah binti Abdul Uzza, yang memberinya dua anak: Abdullah dan Asma', serta Ummu Ruman binti Amir al-Kinaniyah, yang melahirkan Abdul Rahman dan Aisyah.
 
Abu Bakar Radhiyallahu Anhu merupakan salah satu pembesar dan tokoh terhormat Quraisy. Sebelum Islam muncul, kemuliaan di kalangan Quraisy terbagi di antara sepuluh orang dari sepuluh cabang suku. Di antaranya adalah Al-Abbas bin Abdul Muthalib dari Bani Hasyim, yang bertugas menyediakan air minum bagi jamaah haji, dan tugas ini tetap beliau emban setelah masuk Islam. Abu Sufyan bin Harb dari Bani Umayyah, yang memegang panji Quraisy, akan menjadi pemimpin jika Quraisy belum memilih seorang pemimpin. Al-Harith bin Amir dari Bani Naufal, yang bertanggung jawab atas "rifadah" (bantuan kepada jamaah haji yang membutuhkan), dan Utsman bin Talhah dari Bani Abdud Dar, yang memegang tugas menjaga Ka'bah. Sedangkan Abu Bakar dari Bani Taim bertanggung jawab atas pembayaran denda dan diyat. Jika Abu Bakar menanggung sesuatu dan meminta bantuan dari Quraisy, mereka akan mendukungnya. Jika ada orang lain yang menanggung beban tersebut, mereka akan meninggalkannya.
 
Selain itu, ada Khalid bin Walid dari Bani Makhzum yang memegang peran sebagai komandan kuda dalam perang, dan Umar bin Khattab dari Bani Adi yang memegang posisi duta besar pada masa Jahiliyah.
 
Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu Anhu dikenal sebagai ahli nasab Quraisy. Ibn Hisyam dalam Sirah Nabawiyah berkata:
 
كان أبو بكر رضي الله عنه، أنسب قريش لقريش، وأعلم قريش بها، وبما كان فيها من خير وشر، وكان رجلاً تاركاً ذا خلق و معروف، وكان رجال قريش يأتونه ويألفونه لغير واحد من الأمر: لعلمه، وتجارته وحسن مجالسته.
 
"Abu Bakar Radhiyallahu Anhu adalah orang yang paling mengetahui nasab Quraisy dan lebih memahami kebaikan maupun keburukan yang ada di dalamnya. Beliau seorang yang bijaksana, berakhlak mulia, dan terkenal dengan kebaikan. Para okoh Quraisy sering mendatanginya karena keilmuannya, perdagangannya, dan kemampuannya dalam pergaulan."
 
وكان تاجراً يرتحل إلى البلاد ودخل بصرى الشام، وكان مع أبي طالب في قافلته إلى الشام وكان رأسماله جيداً، كريماً، فكان ينفق من ماله في كرمه، وعلى أصدقائه، إذ كانت قريش تحبه، ويستشيره رجالها. حرم على نفسه الخمرة في الجاهلية فلم يشربها قط لا في الجاهلية ولا في الإسلام، وذلك أنه مر وهو في الجاهلية برجل سكران يضع يده في العذرة يدنيها من فيه فإذا وجد ريحها صدف عنها، فحرمها أبو بكر على نفسه
 
Abu Bakar adalah seorang pedagang yang sering melakukan perjalanan ke berbagai negeri, termasuk ke Busra, Syam. Beliau juga pernah ikut dalam kafilah Abu Thalib ke Syam. Abu Bakar memiliki modal yang baik, dermawan, dan banyak menginfakkan hartanya kepada teman-temannya. Kaum Quraisy menyukainya dan sering meminta nasihat darinya. Dia juga mengharamkan khamr (minuman keras) untuk dirinya sejak masa jahiliyah dan tidak pernah meminumnya, baik sebelum maupun setelah Islam. Hal ini disebabkan oleh pengalamannya saat melihat seorang pria mabuk yang memasukkan tangannya ke kotoran dan mendekatkannya ke mulutnya, tetapi ketika mencium baunya, ia menghindar. Setelah melihat kejadian ini, Abu Bakar mengharamkan khamr untuk dirinya sendiri.
 
Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dari Aisyah Radhiyallahu Anha, bahwa Abu Bakar mengharamkan khamr bagi dirinya sendiri sejak masa jahiliyah. Diriwayatkan juga oleh Ibn Amir, dengan sanad yang sahih, bahwa Aisyah Radhiyallahu Anha berkata:
 
والله ما قال أبو بكر شعراً قط في جاهلية ولا إسلام، ولقد ترك هو وعثمان شرب الخمر في الجاهلية
 
"Demi Allah, Abu Bakar tidak pernah mengucapkan syair, baik di masa jahiliyah maupun Islam, dan dia serta Utsman telah meninggalkan khamr sejak masa jahiliyah."
 
Tiga bait syair yang dinisbatkan kepada Abu Bakar di antaranya adalah:
 
يَا طَلْحَةَ بْنَ عُبَيْدِ اللهِ قَدْ وَجَبَتْ لَكَ الْجِنَانُ وَبُوِّئْتَ الْمَهَا الْعَيْنَا
 
"Ya Thalhah bin Ubaidillah, surga telah menjadi milikmu, dan engkau diberi tempat tinggal yang penuh kenikmatan."

Bersambung…..

Tag: At-Tarikh Al-Islami.
 
Abdurrahman Al-Amiry
 
Selasa 10/09/24 di Ma’had Imam Al-Albani.

Abdurrahman Al-Amiry adalah seorang penuntut ilmu dan pengkaji islam, serta mudir atau pimpinan ponpes Imam Al-Albani, Prabumulih, Sumsel. Keseharian beliau adalah mengajar dan berdakwah di jalan Allah. Beliau menghabiskan waktu paginya dengan mengajar para santri dan menghabiskan waktu malam dengan berdakwah lepas di berbagai masjid..

0 komentar:

Posting Komentar

Contact Me

Adress

Ma'had Imam Al-Albani, Prabumulih, Sumsel

Phone number

+62 89520172737 (Admin 'Lia')

Website

www.abdurrahmanalamiry.com