Sejarah Khulafaur Rasyidin [2]: Para Khulafa Saling Menyayangi
Para Khulafaur Rasyidin Saling Menyayangi
2. Hasan bin Ali Radhiyallahu Anhu (625–670 M)
3. Husain bin Ali Radhiyallahu Anhu (626–680 M)
4. Ali Zainal Abidin bin Husain (659–713 M)
5. Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin (676–732 M)
6. Ja'far ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir (702–765 M)
7. Musa al-Kazim bin Ja'far ash-Shadiq (745–799 M)
8. Ali ar-Ridha bin Musa al-Kazim (766–818 M)
9. Muhammad al-Jawad bin Ali ar-Ridha (811–835 M)
10. Ali al-Hadi bin Muhammad al-Jawad (828–868 M)
11. Hasan al-Askari bin Ali al-Hadi (844–874 M)
12. Muhammad al-Mahdi bin Hasan al-Askari (lahir tahun 868 M, yang menurut keyakinan mereka masih hidup dan bersembunyi di gua hingga kini sebagai Imam Mahdi yang ditunggu-tunggu kemunculannya).
Sehingga banyak sekali cerita-cerita yang diselewengkan, seakan ada banyak pertikaian antara Ali bin Abi Thalid dengan para Khulafaur Rasyidin yang lain.
Kesulitan dalam memahami peristiwa masa lalu sering
kali terjadi karena kita melihatnya melalui kacamata zaman sekarang, di mana
informasi dapat tersebar dengan cepat dan keinginan untuk berkuasa sering kali
mendominasi.
Pada masa lalu, komunikasi sangat lambat jarak antara
Madinah dan Damaskus memakan waktu sebulan untuk pulang pergi, dan selama itu,
banyak hal bisa berubah tanpa ada kabar yang sampai dengan akurat. Informasi
sering kali disampaikan dengan cara yang berbeda dari kenyataannya, menyebabkan
kebingungan dan kesalahpahaman, ini dimaklumi karena kondisi yang sulit.
Pada zaman sekarang, kita membayangkan peristiwa masa
lalu seolah-olah terjadi dalam kondisi modern, dengan telepon, radio, dan
teknologi komunikasi lainnya yang memungkinkan penyebaran berita dalam hitungan
detik.
Namun, kenyataannya, para khalifah rasyidin tidak
mengejar kekuasaan, bahkan mereka sering menghindar dari memberikan keputusan.
Seperti pada peristiwa di Saqifah, di mana Abu Bakar, Umar, dan Abu Ubaidah
saling mendorong tanggung jawab kepada yang lain. Ali Radhiyallahu Anhu bahkan
pernah berkata bahwa jika bukan karena kewajiban agama dan kehadiran para
pendukungnya, ia lebih memilih menghindari urusan dunia ini.
Dan mari kita selalu ingat apa yang dikatakan oleh Ali
Radhiyallahu Anhu:
أَمَّا وَالَّذِي فَلَقَ الْحَبَّةَ وَبَرَأَ
النَّسَمَةَ، لَوْلَا حُضُورُ الْحَاضِرِ، وَقِيَامُ الْحُجَّةِ بِوُجُودِ
النَّاصِرِ، وَمَا أَخَذَ اللَّهُ عَلَى الْعُلَمَاءِ أَلَّا يُقِرُّوا عَلَى
كَظَّةِ ظَالِمٍ وَلَا سَغَبِ مَظْلُومٍ، لَأَلْقَيْتُ حَبْلَهَا عَلَى
غَارِبِهَا، وَلَسَقَيْتُ آخِرَهَا بِكَأْسِ أُولَاهَا، وَلَأَلْفَيْتُمْ
دُنْيَاكُمْ هَذِهِ أَزْهَدَ عِنْدِي مِنْ عَفْطَةِ عَنْزٍ
“Demi Allah yang membelah biji
dan menciptakan kehidupan, jika bukan karena hadirnya orang-orang yang hadir dan
tegaknya hujah dengan adanya pendukung, serta kewajiban Allah kepada para ulama
untuk tidak membiarkan seorang zalim terus kenyang sementara seorang yang
tertindas kelaparan, niscaya aku akan meninggalkan urusan ini dan
membiarkannya, dan aku akan mengakhiri urusan ini sebagaimana awalnya, dan
sungguh kalian akan mendapati dunia kalian ini lebih tidak berharga bagiku
daripada ingus kambing.”
Kita sering membicarakan masa
itu dengan pikiran yang penuh dengan ambisi kekuasaan, revolusi, dan perebutan
kekuatan, padahal realitasnya sangat berbeda.
Namun, kenyataannya, para
sahabat, terutama para khalifah rasyidin, saling mencintai dan menghormati satu
sama lain. Mereka saling berkonsultasi dan bekerja sama dengan tulus. Hubungan
ini tidak hanya terbatas pada mereka sendiri tetapi juga mencakup para
keturunan dan keluarga Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Bahkan khalifah
dari Dinasti Umayyah dan Abbasiyah menunjukkan rasa hormat yang besar terhadap
keluarga Nabi dan para sahabat. Penting bagi kita untuk memahami kenyataan ini
dan menghindari pandangan yang dipenuhi oleh kebencian dan prasangka antara
kelompok-kelompok tersebut.
Disebutkan kedekatakan Umar
dengan keluarga Ali:
كَسَا عُمَرُ بْنُ
الخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَصْحَابَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَلَمْ يَكُنْ فِيهَا مَا يَصْلُحُ لِلْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ، فَبَعَثَ
إِلَى اليَمَنِ فَأُتِيَ بِهِمَا بِكِسْوَةٍ فَقَالَ: "الآنَ طَابَتْ نَفْسِي
Umar bin Khattab Radhiyallahu
Anhu pernah memberikan pakaian kepada para sahabat Nabi Shallallahu Alaihi
Wasallam, namun tidak ada yang cocok untuk Hasan dan Husain. Maka, ia mengirim
utusan ke Yaman untuk membawakan pakaian bagi mereka berdua. Setelah pakaian
itu tiba, Umar berkata, "Sekarang hatiku merasa tenang."
وَأَمَرَ عُمَرُ بْنُ
الخَطَّابِ الحُسَيْنَ بْنَ عَلِيٍّ أَنْ يَأْتِيَهُ فِي بَعْضِ الحَاجَةِ. قَالَ
الحُسَيْنُ: فَلَقِيتُ عَبْدَ اللهِ بْنَ عُمَرَ فَقُلْتُ لَهُ: مِنْ أَيْنَ
جِئْتَ؟ فَقَالَ: اسْتَأْذَنْتُ عَلَى عُمَرَ فَلَمْ يَأْذَنْ لِي. فَرَجَعَ
الحُسَيْنُ فَلَقِيَهُ عُمَرُ فَقَالَ: مَا مَنَعَكَ يَا حُسَيْنُ أَنْ
تَأْتِيَنِي؟ قَالَ: قَدْ أَتَيْتُكَ وَلَكِنْ أَخْبَرَنِي عَبْدُ اللهِ بْنُ
عُمَرَ أَنَّهُ لَمْ يُؤْذَنْ لَهُ عَلَيْكَ فَرَجَعْتُ. فَقَالَ عُمَرُ: وَأَنْتَ
عِنْدِي مِثْلُهُ؟ أنت أعز عليه وأكرم من عبد الله
Umar bin Khattab juga pernah
memerintahkan Husain bin Ali untuk menemuinya karena ada suatu keperluan.
Husain berkata, "Aku bertemu dengan Abdullah bin Umar dan bertanya
kepadanya, 'Dari mana kamu datang?' Dia menjawab, 'Aku meminta izin untuk menemui
Umar, tetapi tidak diizinkan.' Maka, Husain pun kembali. Ketika Umar bertemu
dengannya, Umar bertanya, 'Mengapa kamu tidak datang menemuiku, wahai Husain?'
Husain menjawab, 'Aku datang, tetapi Abdullah bin Umar memberitahuku bahwa dia
tidak diizinkan masuk, maka aku pun kembali.' Umar berkata, 'Apakah kamu sama
seperti dia? Apakah kamu tidak tahu bahwa kamu lebih aku cintai daripada
Abdullah bin Umar?'"
وأخرج الترمذي عن عمر
رضي الله عنه قال: "أبو بكر سيدنا، وخيرنا، وأحبنا إلى رسول الله صلى الله
عليه وسلم."
“Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi
bahwa Umar Radhiyallahu Anhu berkata, "Abu Bakar adalah pemimpin kita,
yang terbaik di antara kita, dan yang paling dicintai oleh Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam."
وأخرج البخاري وأحمد
عن محمد بن الحنفية قال: قلت لأبي (يعني علي بن أبي طالب رضي الله عنه): أي الناس
خير بعد النبي صلى الله عليه وسلم؟ قال: "أبو بكر". قلت: ثم من؟ قال:
"عمر". وخشيت أن يقول عثمان. قلت: ثم أنت؟ قال: "ما أنا إلا رجل من
المسلمين".
Al-Bukhari dan Ahmad
meriwayatkan dari Muhammad bin Al-Hanafiyah yang berkata, "Aku bertanya
kepada ayahku (Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu), 'Siapakah manusia terbaik
setelah Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam?' Dia menjawab, 'Abu Bakar.' Aku
bertanya lagi, 'Kemudian siapa?' Dia menjawab, 'Umar.' Aku khawatir dia akan
menyebut Utsman, maka aku bertanya, 'Kemudian engkau?' Ali menjawab, 'Aku
hanyalah salah satu dari kaum Muslimin.'"
Ali bin Abi Thalib
Radhiyallahu Anhu pernah ditanya tentang Abu Bakar dan Umar Radhiyallahu
Anhuma. Beliau berkata kepada si penanya:
عَلَى الخَبِيرِ
سَقَطْتَ، كَانَا وَاللهِ إِمَامَي هُدًى، هَادِيَيْنِ، مَهْدِيَيْنِ،
رَاشِدَيْنِ، مُرْشِدَيْنِ، مُصْلِحَيْنِ، مُنَجِّحَيْنِ، خَرَجَا مِنَ الدُّنْيَا
خَمِيصَيْنِ
"Engkau telah bertanya
kepada yang mengetahui. Demi Allah, mereka berdua adalah imam petunjuk,
pembimbing, yang mendapat petunjuk, bijaksana, penunjuk jalan, pemimpin yang
saleh, dan sukses. Mereka meninggalkan dunia ini dalam keadaan lapar."
Beliau juga berkata:
جَعَلَ اللهُ أَبَا
بَكْرٍ وَعُمَرَ حُجَّةً عَلَى مَنْ بَعْدَهُمَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ،
فَسَبَقَا وَاللهِ سَبْقًا بَعِيدًا وَأَتْعَبَا مَنْ بَعْدَهُمَا إِتْعَابًا
شَدِيدًا
"Allah menjadikan Abu
Bakar dan Umar sebagai hujah atas orang-orang setelah mereka hingga hari
kiamat. Demi Allah, mereka berdua telah melampaui jauh ke depan dan membuat
orang-orang setelah mereka sangat letih mengejar ketinggalan mereka."
Suatu hari, ketika Ali sedang
mengadili perkara di Kufah, seorang pria berkata kepadanya:
يَا خَيْرَ النَّاسِ،
انْظُرْ فِي أَمْرِي، فَوَاللهِ مَا رَأَيْتُ أَحَدًا هُوَ خَيْرٌ مِنْكَ
"Wahai sebaik-baik
manusia, perhatikanlah urusanku. Demi Allah, aku belum pernah melihat seseorang
yang lebih baik darimu."
Ali berkata:
قَدِّمُوهُ
"Bawa dia kemari,"
dan dia pun dibawa ke hadapan Ali.
Ali bertanya kepadanya:
هَلْ رَأَيْتَ رَسُولَ
اللهِ؟
"Apakah engkau pernah
melihat Rasulullah?"
Pria itu menjawab:
لَا
"Tidak."
Ali bertanya lagi:
هَلْ رَأَيْتَ أَبَا
بَكْرٍ وَعُمَرَ؟
"Apakah engkau pernah
melihat Abu Bakar dan Umar?"
Pria itu menjawab:
لَا
"Tidak."
Ali berkata:
لَوْ أَخْبَرْتَنِي
أَنَّكَ رَأَيْتَ رَسُولَ اللهِ لَضَرَبْتُ عُنُقَكَ، وَلَوْ أَخْبَرْتَنِي
أَنَّكَ رَأَيْتَ أَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ لَأَوْجَعْتُكَ ضَرْبًا
"Seandainya engkau
mengatakan bahwa engkau telah melihat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam,
niscaya aku akan memenggal lehermu. Dan seandainya engkau mengatakan bahwa
engkau telah melihat Abu Bakar dan Umar, niscaya aku akan memukulmu dengan
keras."
Ali Radhiyallahu Anhu juga
berkata, setiap kali Abu Bakar disebutkan di hadapannya:
السَّبَّاقُ،
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا اسْتَبَقْنَا إِلَى خَيْرٍ إِلَّا سَبَقَنَا
إِلَيْهِ أَبُو بَكْرٍ
"Dia adalah yang
terdepan. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah kami
berlomba-lomba dalam kebaikan kecuali Abu Bakar selalu mendahului kami."
عن أبي هريرة ، قال :
قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم : " من أصبح منكم اليوم صائما ؟ "
قال أبو بكر : أنا ، قال : " فمن تبع منكم اليوم جنازة ؟ " قال أبو بكر
: أنا ، قال : " فمن أطعم منكم اليوم مسكينا ؟ " قال أبو بكر : أنا ، قال
: " فمن عاد منكم اليوم مريضا ؟ " قال أبو بكر : أنا ، فقال رسول الله -
صلى الله عليه وسلم : " ما اجتمعن في امرئ إلا دخل الجنة . رواه مسلم في
الصحيح عن ابن أبي عمر .
Dari Abu Hurairah, dia
berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: "Siapa di antara
kalian yang hari ini berpuasa?" Abu Bakar berkata: "Aku."
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: "Siapa di antara kalian
yang hari ini mengikuti jenazah?" Abu Bakar berkata: "Aku."
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: "Siapa di antara kalian
yang hari ini memberi makan orang miskin?" Abu Bakar berkata:
"Aku." Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: "Siapa
di antara kalian yang hari ini menjenguk orang sakit?" Abu Bakar berkata:
"Aku." Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
"Tidaklah semua itu terkumpul dalam diri seseorang kecuali dia masuk
surga." (HR. Muslim)
عُمَرَ بْنَ
الْخَطَّابِ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ: " أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا أَنْ نَتَصَدَّقَ، فَوَافَقَ ذَلِكَ
مَالًا عِنْدِي، فَقُلْتُ: الْيَوْمَ أَسْبِقُ أَبَا بَكْرٍ إِنْ سَبَقْتُهُ
يَوْمًا، فَجِئْتُ بِنِصْفِ مَالِي، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا أَبْقَيْتَ لِأَهْلِكَ؟»، قُلْتُ: مِثْلَهُ، قَالَ:
وَأَتَى أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ بِكُلِّ مَا عِنْدَهُ، فَقَالَ لَهُ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا أَبْقَيْتَ لِأَهْلِكَ؟»
قَالَ: أَبْقَيْتُ لَهُمُ اللَّهَ وَرَسُولَهُ، قُلْتُ: لَا أُسَابِقُكَ إِلَى
شَيْءٍ أَبَدًا
Umar
bin Khattab Radhiyallahu Anhu berkata: "Suatu hari Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam memerintahkan kami untuk bersedekah, dan kebetulan saat itu aku
memiliki harta. Aku berkata, 'Hari ini aku akan mengalahkan Abu Bakar jika aku
bisa mengalahkannya dalam satu hari.' Lalu aku datang dengan setengah dari
hartaku, dan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: 'Apa yang engkau
tinggalkan untuk keluargamu?' Aku berkata, 'Sebanyak itu juga.' Kemudian
datanglah Abu Bakar Radhiyallahu Anhu dengan semua hartanya, dan Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda kepadanya: 'Apa yang engkau tinggalkan
untuk keluargamu?' Abu Bakar berkata: 'Aku tinggalkan untuk mereka Allah dan
Rasul-Nya.' Maka aku berkata: 'Aku tidak akan pernah bisa mengalahkanmu dalam
hal apapun selamanya.'" (HR. Abu Daud)
عَنْ عُمَرَ بْنِ
الْخَطَّابِ، قَالَ: مَرَّ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا
مَعَهُ وَأَبُو بَكْرٍ، عَلَى عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ وَهُوَ يَقْرَأُ،
فَقَامَ فَتَسَمَّعَ (1) قِرَاءَتَهُ، ثُمَّ رَكَعَ عَبْدُ اللهِ، وَسَجَدَ،
قَالَ: فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " سَلْ
تُعْطَهْ، سَلْ تُعْطَهْ "، قَالَ: ثُمَّ مَضَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ: " مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَقْرَأَ الْقُرْآنَ غَضًّا
كَمَا أُنْزِلَ، فَلْيَقْرَأْهُ مِنَ ابْنِ أُمِّ عَبْدٍ ". قَالَ:
فَأَدْلَجْتُ إِلَى عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ لِأُبَشِّرَهُ بِمَا قَالَ
رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: فَلَمَّا ضَرَبْتُ
الْبَابَ - أَوْ قَالَ: لَمَّا سَمِعَ صَوْتِي - قَالَ: مَا جَاءَ بِكَ هَذِهِ
السَّاعَةَ؟ قُلْتُ: جِئْتُ لِأُبَشِّرَكَ بِمَا قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. قَالَ: قَدْ سَبَقَكَ أَبُو بَكْرٍ. قُلْتُ: إِنْ يَفْعَلْ
فَإِنَّهُ (2) سَبَّاقٌ بِالْخَيْرَاتِ، مَا اسْتَبَقْنَا خَيْرًا قَطُّ إِلَّا
سَبَقَنَا إِلَيْهَا أَبُو بَكْرٍ
Dari
Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu, dia berkata:
"Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah melewati Abdullah bin Mas'ud yang sedang membaca Al-Qur'an, dan aku bersamanya, juga Abu Bakar. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berdiri mendengarkan bacaannya. Ketika Abdullah rukuk dan sujud, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: 'Mintalah, niscaya engkau akan diberi. Mintalah, niscaya engkau akan diberi.' Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melanjutkan perjalanannya, dan bersabda: 'Barang siapa yang ingin membaca Al-Qur'an seperti saat diturunkan, maka bacalah dari Ibnu Umm Abd (Abdullah bin Mas'ud).' Aku pun pergi menemui Abdullah bin Mas'ud untuk menyampaikan kabar gembira tentang apa yang disabdakan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Ketika aku mengetuk pintu, atau ketika dia mendengar suaraku, dia bertanya: 'Apa yang membawamu ke sini pada waktu ini?' Aku berkata: 'Aku datang untuk memberikan kabar gembira tentang apa yang disabdakan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.' Dia berkata: 'Abu Bakar telah mendahuluimu.' Aku berkata: 'Jika dia melakukannya, memang dia adalah yang tercepat dalam melakukan kebaikan. Tidak pernah kami berlomba dalam kebaikan kecuali Abu Bakar selalu mendahului kami.'" (HR. Ahmad)
Seorang pria datang kepada Ali
Radhiyallahu Anhu dan berkata:
يا أمير المؤمنين، كيف
سبق المهاجرون والأنصار إلى بيعة أبي بكر وأنت أسبق منه سابقة؟
"Wahai Amirul Mukminin, bagaimana bisa
para Muhajirin dan Anshar mendahului memberikan baiat kepada Abu Bakar, padahal
engkau lebih dahulu dalam segala hal?" Ali menjawab:
سَبَقَنِي أَبُو
بَكْرٍ إِلَى أَرْبَعٍ لَمْ أُوتَهُنَّ وَلَمْ أَعْتَضْ مِنْهُنَّ بِشَيْءٍ:
سَبَقَنِي إِلَى إِفْشَاءِ الإِسْلَامِ، وَقَدَّمَ الهِجْرَةَ، وَمُصَاحَبَةَ
النَّبِيِّ فِي الغَارِ، وَإِتْمَامِ الصَّلاةِ وَأَنَا يَوْمَئِذٍ بِالشِّعْبِ
أُظْهِرُ الإِسْلَامَ وَأُخْفِيهِ وَتَسْتَحْقِرُنِي قُرَيْشٌ وَتَسْتَوْفِيهِ.
وَاللهِ لَوْ أَنَّ أَبَا بَكْرٍ زَالَ عَنْ مَزِيَّتِهِ مَا بَلَغَ الدِّينُ
العَبْرَيْنِ، وَلَكَانَ النَّاسُ كَرْعَةً كَكَرْعَةِ طَالُوتَ. وَيْلَكَ إِنَّ اللهَ
ذَمَّ النَّاسَ، وَمَدَحَ أَبَا بَكْرٍ فَقَالَ: «إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ
نَصَرَهُ اللهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا
فِي الغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللهَ مَعَنَا»
فَرَحْمَةُ اللهِ عَلَى أَبِي بَكْرٍ
"Abu Bakar mendahuluiku
dalam empat hal yang aku tidak memilikinya dan tidak bisa menggantikannya
dengan apa pun. Dia mendahuluiku dalam menyebarkan Islam, menjadi yang pertama
dalam hijrah, menemani Nabi di gua, dan menyempurnakan shalat, sementara aku
saat itu berada di lembah, menampakkan Islam dan menyembunyikannya. Sementara
Quraisy meremehkanku dan menghormatinya. Demi Allah, jika Abu Bakar tidak
berada di posisinya, agama ini tidak akan sampai ke dua sisi dunia, dan manusia
akan menjadi seperti tentara Thalut yang lemah. Celakalah engkau! Allah telah
mencela manusia, tetapi memuji Abu Bakar dengan firman-Nya: 'Jika kalian tidak
menolongnya (Muhammad), maka sungguh Allah telah menolongnya ketika orang-orang
kafir mengusirnya (dari Mekkah) dan dia salah satu dari dua orang ketika
keduanya berada di dalam gua, dia berkata kepada sahabatnya: "Janganlah
kamu bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita."' Semoga rahmat Allah
tercurah atas Abu Bakar."
"Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah melewati Abdullah bin Mas'ud yang sedang membaca Al-Qur'an, dan aku bersamanya, juga Abu Bakar. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berdiri mendengarkan bacaannya. Ketika Abdullah rukuk dan sujud, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: 'Mintalah, niscaya engkau akan diberi. Mintalah, niscaya engkau akan diberi.' Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melanjutkan perjalanannya, dan bersabda: 'Barang siapa yang ingin membaca Al-Qur'an seperti saat diturunkan, maka bacalah dari Ibnu Umm Abd (Abdullah bin Mas'ud).' Aku pun pergi menemui Abdullah bin Mas'ud untuk menyampaikan kabar gembira tentang apa yang disabdakan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Ketika aku mengetuk pintu, atau ketika dia mendengar suaraku, dia bertanya: 'Apa yang membawamu ke sini pada waktu ini?' Aku berkata: 'Aku datang untuk memberikan kabar gembira tentang apa yang disabdakan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.' Dia berkata: 'Abu Bakar telah mendahuluimu.' Aku berkata: 'Jika dia melakukannya, memang dia adalah yang tercepat dalam melakukan kebaikan. Tidak pernah kami berlomba dalam kebaikan kecuali Abu Bakar selalu mendahului kami.'" (HR. Ahmad)
Bersambung…..
Tag: At-Tarikh Al-Islami.
Abdurrahman Al-Amiry
Selasa 03/09/24 di Ma’had Imam Al-Albani.
Abdurrahman Al-Amiry
Selasa 03/09/24 di Ma’had Imam Al-Albani.
0 komentar:
Posting Komentar